- Peristiwa penting di XRP Ledger melibatkan penetapan batas kepercayaan US$1 triliun untuk Ripple USD (RLUSD), meskipun belum ada penerbitan RLUSD yang sebenarnya terjadi.
- Tindakan ini berfungsi sebagai kerangka kerja persiapan untuk transaksi di masa depan, yang mencerminkan skalabilitas XRP Ledger dan kepercayaan pengguna terhadap ekosistem.
Analis kripto popular, Amelie, telah menarik perhatian komunitas XRP pada peristiwa penting yang terjadi di XRP Ledger. Seperti yang di-tweet oleh Amelie, XRP Ledger telah menetapkan batas kepercayaan baru sebesar US$1 triliun dalam Ripple USD (RLUSD).
WOW! 💥
Batas kepercayaan baru sebesar US$1 triliun dalam “RLUSD” baru saja ditetapkan di #XRPL 💸 pic.twitter.com/m3PlWUrw7Y
– 𝓐𝓶𝓶𝓮𝓵𝓲𝓮 (@_Crypto_Barbie) August 14, 2024
Pertama-tama, mari kita pahami konsep garis Trust dan batas Trust pada XRP Ledger. Garis kepercayaan membantu pengguna membangun hubungan tepercaya dengan penerbit mata uang di XRP Ledger.
Setelah menyiapkan garis kepercayaan, pengguna mengaktifkan penerimaan mata uang penerbit hingga batas tertentu yang telah ditentukan sebelumnya yang juga dikenal sebagai batas kepercayaan. Batas ini pada dasarnya melindungi pengguna agar tidak menerima lebih banyak mata uang daripada yang dapat mereka percayai.
Dalam kasus Ripple, garis kepercayaan dibuat untuk RLUSD, dengan menetapkan batas kepercayaan sebesar US$1 juta. Angka ini mewakili jumlah maksimum RLUSD yang bersedia dipercaya oleh pemegang akun.
Namun, tidak ada transfer atau pembuatan RLUSD dalam prosesnya. Sebaliknya, tindakan ini hanya menetapkan kerangka kerja untuk transaksi masa depan yang melibatkan RLUSD di buku besar.
Minggu lalu, Ripple mulai menguji beta stablecoin RLUSD yang memfasilitasi transaksi lintas batas antara XRP Ledger dan Ethereum, lapor CNF.
Implikasi XRP Ledger dan Reaksi Komunitas
Batas kepercayaan US$1 triliun bahkan tanpa adanya aset yang sebenarnya menunjukkan fleksibilitas dan skalabilitas yang tinggi dari XRP Ledger.
Selain itu, kemampuan pengguna untuk mencapai batas kepercayaan yang tinggi menunjukkan potensi dan nilai kepercayaan yang dimiliki pengguna terhadap ekosistem XRP. Namun, perkembangan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang peran yang dimainkan oleh garis kepercayaan dalam penerbitan dan peredaran aset digital di XRP Ledger.
Dengan Ripple yang memperluas jangkauan produk dan layanannya termasuk pengenalan stablecoin RLUSD, menjadi semakin penting untuk memahami cara kerja teknis XRP Ledger. RLUSD akan bersaing dalam lanskap stablecoin yang sangat kompetitif yang saat ini didominasi oleh USDT dari Tether dan USDC dari Circle, lapor CNF.
Menariknya, pengumuman batas kepercayaan $1 triliun ini juga memicu beberapa reaksi dari komunitas. Banyak pengguna yang sebenarnya penasaran dengan tujuan di balik batas kepercayaan ini.
Salah satu anggota komunitas, Aron Madarasz, mengacaukannya dengan beberapa aktivitas terlarang yang menyatakan: “Ini berarti bahwa ini palsu. RLUSD belum diterbitkan. Ini adalah trustline di XRPL yang dapat dibuat oleh semua orang, dan semua orang dapat menamainya sesuai keinginan. RLUSD akan diterbitkan oleh Ripple di buku besar tetapi bukan sebagai trustline.”
Madarasz mengklarifikasi bahwa meskipun trustline untuk RLUSD telah dibuat, Ripple belum menerbitkan aset tersebut.
Akibatnya, batas kepercayaan substansial yang ditetapkan tidak mewakili aset yang saat ini beredar. Sebaliknya, ini berfungsi sebagai langkah persiapan dalam XRPL, sekaligus memungkinkan pengguna untuk menyiapkan garis kepercayaan untuk mengantisipasi penerbitan RLUSD di masa mendatang.
Pada saat berita ini ditulis, harga XRP diperdagangkan turun 0,62% di US$0,5645 dengan kapitalisasi pasar sebesar US$31,7 milyar. Menurut laporan CNF, ada aktivitas whale besar untuk XRP dengan beberapa analis memperkirakan candle dewa akan segera terjadi.