- Pendapatan Coinbase meleset dari ekspektasi analis meski volume perdagangan justru melebihi perkiraan.
- Coinbase fokus perluas pasar derivatif dan dorong ekosistem lewat kolaborasi esports serta layanan baru.
Coinbase telah merilis laporan keuangan kuartal pertama 2025. Pendapatan yang tercatat mencapai US$2,03 miliar—cukup besar, tapi tetap lebih rendah dari ekspektasi analis yang menargetkan US$2,2 miliar. Meski begitu, volume perdagangan mereka justru melejit ke angka US$393 miliar, mengalahkan estimasi dan memperlihatkan bahwa aktivitas pengguna tetap tinggi.
Pendapatan dari transaksi sendiri menyumbang US$1,26 miliar. Tapi yang menarik, pendapatan dari layanan stablecoin juga tumbuh 32 persen menjadi US$298 juta, menandakan adanya pergeseran fokus dari sekadar trading ke layanan berbasis ekosistem.
$COIN | Coinbase Q1'5 Earnings Highlights
🔹 Revenue: $2.03B (Est. $2.2B) 🔴
🔹 Adj. EPS: $0.24 (Est. $2.09) 🔴
🔹 Transaction Revenue: $1.26B (Est. $1.33B) 🔴
🔹 Subscription & Services Revenue: $698M (Est. $702.5M) 🔴; UP +37% YoY, +9% QoQ
🔹 Trading Volume: $393B (Est.…— Wall St Engine (@wallstengine) May 8, 2025
Tekanan Laba Tak Hentikan Ambisi Coinbase
Lebih lanjut lagi, Coinbase melaporkan laba bersih sebesar US$66 juta dan EBITDA yang disesuaikan sebesar US$930 juta. Namun demikian, dibanding kuartal sebelumnya, angka ini anjlok tajam akibat kerugian belum terealisasi dari investasi aset digital. Coba bayangkan kalau kamu punya portofolio aset kripto yang nilainya tiba-tiba nyungsep di saat laporan kuartal mau diumumkan—rasanya pasti bikin kening berkerut.
Tapi di tengah laporan keuangan yang kurang menggembirakan ini, Coinbase tetap melangkah dengan strategi yang tidak main-main.
Ekspansi Derivatif dan Ambisi Global
Di sisi lain, perusahaan ini baru saja mengumumkan akuisisi Deribit, platform perdagangan opsi kripto terbesar di dunia, dengan nilai kesepakatan US$2,9 miliar. Langkah ini bukan sekadar ekspansi biasa. Deribit yang berbasis di Dubai mencatat volume perdagangan mencapai US$1,2 triliun sepanjang 2024.
Jadi, akuisisi ini seperti mempercepat lari Coinbase di jalur derivatif yang sedang naik daun. Bukan cuma soal jangkauan, tapi juga soal memperkuat posisi mereka sebagai penyedia layanan institusional global.
Bukan hanya sektor derivatif yang jadi fokus. Coinbase juga mengembangkan produk pinjaman berbasis Bitcoin dengan dukungan protokol Morpho yang open-source. Mereka seperti sedang membangun ekosistem keuangan yang lebih lengkap—bukan cuma tempat jual beli aset digital. CEO mereka, Brian Armstrong, bahkan menyebut bahwa “kripto sedang menggerogoti layanan keuangan.” Serius banget.
Ia juga menyebut bahwa kejelasan regulasi yang mulai terbentuk, ditambah dengan dukungan pemerintahan pro-kripto seperti era Trump serta inisiatif negara bagian seperti Arizona dan New Hampshire, membuat ekosistem ini semakin punya fondasi kuat untuk tumbuh.
Menariknya lagi, CNF sebelumnya melaporkan bahwa Coinbase kini menjadi mitra global untuk semua acara esports Riot Games, baik untuk League of Legends maupun VALORANT. Jadi sambil nonton turnamen dunia, penonton bisa dapat hadiah digital, dan bahkan akses ke analisis langsung. Strategi ini cukup cerdas, karena menyasar komunitas yang tech-savvy dan sangat akrab dengan dunia digital.
Meski harga Bitcoin sempat mencapai titik psikologis US$100.000, saham Coinbase justru turun 1,4% ke US$203,60 pada sesi pre-market 9 Mei 2025. Mungkin pasar belum sepenuhnya yakin dengan performa laporan keuangannya.