- Kyrgyzstan memperkuat strategi kripto dengan stablecoin berbasis emas dan pengurangan pajak untuk penambang.
- Pemerintah luncurkan bursa kripto nasional dan kerja sama edukasi blockchain dengan Binance.
Pemerintah Kyrgyzstan belakangan ini terlihat makin total dalam merancang ekosistem kripto nasionalnya. Bukan cuma soal regulasi dan edukasi, mereka juga mulai menyentuh sisi paling sensitif: pajak dan kepercayaan aset.
Sejak awal 2025, negara ini sudah berhasil mengumpulkan hampir 21 juta som dari aktivitas penambangan kripto, naik lebih dari 30% dibanding periode yang sama tahun lalu. Angka ini jelas jadi sinyal bahwa sektor ini tidak hanya hidup, tapi tumbuh.
JUST IN: KYRGYZSTAN RAMPS UP ITS CRYPTO STRATEGY WITH NEW TAX INCENTIVES, REDUCED CRYPTO TAX RATES, AND PLANS FOR POTENTIAL GOLD BACKING FOR BLOCKCHAIN COMPANIES.
Source: @cointelegraph https://t.co/2egGmod84t pic.twitter.com/YuQN15nStd
— Mario Nawfal’s Roundtable (@RoundtableSpace) May 8, 2025
Kyrgyzstan Serius Garap Kripto
Namun demikian, meski pendapatan naik, pemerintah justru berniat menurunkan tarif pajak kripto ke depan. Alasannya? Mereka menyadari bahwa insentif dan fleksibilitas bisa jadi kunci untuk menjaga para pelaku industri tetap tinggal, bukannya hengkang ke negara tetangga yang lebih ramah.
Di sisi lain, kebijakan ini juga sejalan dengan tujuan besar Kyrgyzstan untuk menjadikan negaranya sebagai salah satu pusat blockchain baru di kawasan Asia Tengah.
USDKG, Bursa Milik Negara, dan Sentuhan Binance
Lebih lanjut lagi, CNF melaporkan pada Maret lalu, Kyrgyzstan telah meluncurkan USDKG, sebuah stablecoin yang menarik perhatian karena dibangun bukan dari dolar atau euro, tapi emas fisik. Langkah ini bukan sekadar inovasi, melainkan upaya membangun kepercayaan.
Coba bayangkan kalau kamu bisa memegang token digital yang bisa ditukar langsung dengan emas sungguhan. Tidak heran kalau banyak yang melihat USDKG sebagai alternatif bagi stablecoin yang biasanya hanya didukung oleh mata uang fiat.
Yang menarik, Kyrgyzstan memilih untuk tak mengikuti arus CBDC seperti banyak negara lain. Mereka justru mengalihkan fokus ke stablecoin berbasis aset nyata, mungkin karena lebih masuk akal secara ekonomi dan psikologis bagi masyarakat lokal yang masih akrab dengan konsep nilai tradisional seperti emas.
Bukan cuma itu, pada Januari 2025, pemerintah juga meluncurkan Coin National Exchange—bursa kripto pertama milik negara. Dikelola langsung oleh Kementerian Keuangan, bursa ini bukan proyek iseng.
Dana sebesar 100 juta som dialokasikan dari anggaran negara, menunjukkan keseriusan yang jarang terlihat dari negara-negara lain yang baru masuk ke dunia kripto. Tujuan besarnya jelas: membangun platform yang teregulasi, transparan, dan bisa dipercaya oleh publik.
Di sisi kemitraan, pada 5 Mei lalu, Binance ikut masuk ke dalam cerita. Mereka menandatangani MoU dengan Badan Investasi Nasional Kyrgyzstan untuk menghadirkan Binance Pay dan program edukasi blockchain ke negara ini.
Kalau semua berjalan lancar, dalam waktu dekat masyarakat Kyrgyzstan bisa kirim dan terima aset digital hanya lewat ponsel, sambil belajar langsung tentang teknologi blockchain di kelas-kelas yang terstruktur.
Kyrgyzstan tampaknya paham bahwa untuk membangun ekosistem kripto yang tahan lama, mereka tidak bisa hanya mengandalkan regulasi atau teknologi semata. Harus ada perpaduan antara edukasi, dukungan regulatif, infrastruktur yang bisa diakses semua kalangan, dan tentu saja—kepercayaan. Dan mereka sedang mencoba membuktikan itu, satu langkah konkret demi langkah berikutnya.