- Korea Selatan targetkan ETF kripto spot meluncur akhir 2025 dengan sistem pengawasan dan tata kelola yang lebih ketat.
- Dukungan politik dan kesiapan pasar dorong regulasi ETF dan stablecoin berbasis won di Korea Selatan.
Langkah baru datang dari Korea Selatan. Berdasarkan laporan media lokal, Komisi Jasa Keuangan (FSC) secara resmi telah menyerahkan roadmap ETF kripto spot ke Komite Kebijakan Presiden. Rencana ini bukan sekadar angin lalu, di mana target peluncurannya sudah ditetapkan pada paruh kedua 2025.
Artinya, investor lokal mungkin sebentar lagi tak perlu lagi repot buka akun di bursa luar negeri hanya untuk beli Bitcoin secara tidak langsung. Dengan ETF, mereka bisa akses aset kripto lewat jalur yang lebih akrab: pasar keuangan tradisional.
Namun, yang menarik bukan hanya soal produknya. FSC juga sedang merancang aturan main yang ketat. Bukan cuma soal keamanan aset, tapi juga soal bagaimana penyimpanan (custody) akan dilakukan, sistem penilaian harga, transparansi biaya dan mekanisme pengawasan terhadap bursa kripto. Semacam “filter ganda” agar produk yang lahir nanti nggak asal jadi, tapi benar-benar aman dan bisa dipercaya.
Korea Selatan Mulai Serius Garap Regulasi Kripto dan ETF
Jauh sebelum roadmap ini diumumkan, dukungan terhadap ETF kripto spot sebenarnya sudah terlihat. Pada pertengahan Mei lalu, semua calon presiden Korea Selatan menyatakan mendukung legalisasi ETF Bitcoin dan keterlibatan investor institusi.
Bahkan, Komite Aset Digital sudah menyiapkan RUU baru yang juga akan menghapus aturan lama satu bank satu bursa, yang selama ini bikin industri lokal jadi agak sempit geraknya.
Di sisi lain, dukungan terhadap regulasi stablecoin juga mulai menguat. Pada 11 Juni, kami melaporkan bahwa stablecoin lokal bakal diizinkan, tapi syaratnya lumayan ketat.
Penerbit harus punya cadangan kuat dan modal minimal 500 juta won. Usulan ini datang dari Partai Demokrat—pengusung utama Digital Asset Basic Act. Nantinya, penerbit stablecoin harus tunduk pada pengawasan FSC, mulai dari pengecekan cadangan dana sampai pada transparansi operasional. Mereka ingin menghindari drama ala Terra-LUNA jilid dua.
Menariknya, pasar di Korea Selatan juga sudah tampak siap. Berdasarkan laporan Korea Wealth Report 2025 dari Hana Bank yang keluar April lalu, sepertiga orang kaya di Korea sudah punya aset kripto.
Rata-rata nilainya sekitar 42 juta won per orang. Lebih lanjut lagi, investor muda jauh lebih aktif dibanding generasi sebelumnya. Ini bukan tren kecil-kecilan. Kalau dilihat dari situasi ini, ETF kripto spot tampaknya memang hanya tinggal tunggu waktu.
Tentunya, FSC tak sedang bicara tentang satu produk saja. Yang mereka ajukan adalah perubahan menyeluruh—dari cara investor mengakses kripto sampai bagaimana negara memastikan keamanan dan transparansinya. Rencana ini juga mencakup stablecoin berbasis won dan pembukaan jalur lebih luas bagi tokenisasi aset keuangan.
Kalau roadmap ini berjalan mulus dan disetujui legislatif, Korea Selatan bisa jadi negara Asia pertama yang menyusul Amerika dan Eropa dalam menyediakan ETF kripto spot yang teregulasi. Bukan cuma itu, ini juga membuka jalan bagi institusi keuangan lokal untuk ikut main tanpa rasa was-was.
