- SGB Net memungkinkan transfer multi-mata uang 24/7 tanpa bergantung pada SWIFT atau jam kerja bank tradisional.
- Singapura makin menarik di mata pelaku kripto dengan regulasi jelas dan adopsi yang terus berkembang.
Singapore Gulf Bank (SGB) baru saja memperkenalkan gebrakan yang bikin banyak mata di industri keuangan digital melirik: peluncuran SGB Net, sebuah jaringan kliring multi-mata uang yang bisa dipakai kapan saja, bahkan saat dunia sedang tidur.
Jaringan ini tidak bergantung pada SWIFT dan juga tidak terbatasi oleh jam kerja bank tradisional. Coba bayangkan kalau kamu bisa transfer dana lintas negara, berbagai mata uang, tanpa nunggu hari kerja. Gratis pula.
Jaringan ini bukan cuma soal kecepatan, tapi soal menyesuaikan diri dengan realitas baru: aset digital makin mainstream, pelaku usaha digital makin banyak, dan tuntutan efisiensi makin tinggi.
Di sisi lain, SGB Net memang didesain khusus untuk mereka yang hidup di dunia serba daring—para pekerja jarak jauh, trader independen, sampai perusahaan yang beroperasi lintas benua tapi tetap butuh satu platform yang efisien.
Langkah Kripto Besar Sedang Terjadi di Singapura
Yang menarik, peluncuran SGB Net ini seolah menjawab tren yang sedang berkembang di Singapura. Negara ini memang belakangan makin dilirik pelaku industri kripto global. Pada 26 April 2025, Singapura resmi duduk di peringkat keempat dalam Crypto Friendly Cities Index 2025 versi Multipolitan.
Alasannya? Regulasi yang jelas, kebijakan pajak yang longgar, dan fakta bahwa rata-rata kepemilikan kripto per individu di sana mencapai US$85.536—angka yang cukup mencengangkan jika dibandingkan dengan negara lain.
Lebih lanjut lagi, CNF sebelumnya melaporkan bahwa Robinhood sedang bersiap membawa layanan kriptonya ke Singapura akhir tahun ini. Mereka akan menggunakan lisensi dari Bitstamp dan memperluas cakupan ke Asia dan Inggris.
Sementara itu, Singapore Exchange (SGX) juga tak mau ketinggalan. Mereka telah mengumumkan bakal meluncurkan produk derivatif Bitcoin perpetual futures pada paruh kedua 2025. Tapi ya, produk ini cuma untuk investor institusional, bukan buat trader ritel yang biasa main di akhir pekan.
Kemajuan ini nggak berdiri sendiri. Pada awal April, Sony Electronics Singapura mulai menerima pembayaran menggunakan stablecoin USDC di toko online resminya. Jadi, kalau kamu pengen beli headphone atau kamera Sony, sekarang bisa bayar pakai kripto.
Bukan cuma itu, langkah ini menobatkan Sony sebagai merek elektronik pertama di Singapura yang menerima kripto secara langsung. Sinyal kuat kalau adopsi kripto memang makin diterima di Asia.
SGB Bangun Layanan Kripto dari Korporat hingga Individu
Kembali ke SGB. Bank ini bukan pemain baru, tapi mereka bermain dengan cara baru. Di November 2024, mereka sudah lebih dulu meluncurkan layanan perbankan digital untuk korporat, memungkinkan satu dashboard untuk kelola dana fiat dan aset digital sekaligus.
Kemudian di April 2025, mereka memperluas lagi jangkauannya dengan menghadirkan layanan untuk pengguna individu, termasuk wire transfer global, kartu multi-mata uang, dan akses ke pembayaran berbasis kripto.
Yang membuat pendekatan SGB makin menarik adalah pondasi regulasinya. Mereka berada di bawah pengawasan Bank Sentral Bahrain, dan mengikuti standar AML dan KYC yang ketat.
Sementara itu, MAS di Singapura juga telah mengumumkan kerangka baru untuk regulasi stablecoin. Fokusnya? Menjaga stabilitas nilai dengan mewajibkan cadangan aset dan transparansi bagi konsumen. Ini membuat siapa pun yang bertransaksi kripto merasa lebih aman, apalagi jika mereka pakai platform seperti SGB Net.
Jadi, kalau ditanya apakah peluncuran SGB Net ini cuma tren sesaat? Rasanya tidak. Dalam konteks yang lebih luas, ini seperti kepingan puzzle terakhir dari ekosistem kripto yang makin matang di kawasan Asia.