- Gemini dan Coinbase sedang mempercepat proses lisensi MiCA demi akses penuh ke seluruh pasar Uni Eropa.
- Beberapa regulator Eropa menyoroti Malta karena dianggap terlalu cepat meloloskan lisensi kripto seperti yang diajukan Gemini.
Gemini dan Coinbase, dua nama besar di dunia kripto, kini sama-sama bersiap mengambil langkah besar di Eropa. Keduanya tengah memproses lisensi di bawah regulasi MiCA, yang kalau berhasil, akan membuka pintu bagi mereka untuk beroperasi di seluruh 27 negara Uni Eropa. Gemini memilih Malta sebagai titik masuk, sementara Coinbase bergerak lewat Luxembourg.
Strategi ini bukan sekadar soal ekspansi. Dengan regulasi MiCA yang mulai berlaku, perusahaan yang punya satu lisensi di salah satu negara anggota bisa menawarkan layanan mereka ke seluruh kawasan tanpa perlu mendaftar ulang.
Ini seperti punya paspor khusus yang mempermudah ekspansi lintas negara. Dan yang menarik, proses keduanya terbilang cepat dibanding beberapa pesaing lain yang masih ragu atau menunggu kejelasan teknis.
JUST IN: GEMINI AND COINBASE SET TO SECURE EU-WIDE LICENSES UNDER MiCA
Source: @Reuters https://t.co/znZ7hPjzI0 pic.twitter.com/XY7706MxrI
— Mario Nawfal’s Roundtable (@RoundtableSpace) June 14, 2025
Kekhawatiran Regulasi dan Perdebatan Antarnagara
Namun demikian, langkah ini bukannya tanpa tantangan. Beberapa regulator di Eropa, termasuk dari Prancis dan juga ESMA, menyuarakan kekhawatiran soal proses perizinan yang dianggap terlalu longgar di beberapa negara.
Malta, misalnya, dinilai terlalu cepat memberi lampu hijau, bahkan saat kapasitas sumber daya manusianya masih terbatas. Tak sedikit yang menganggap ini sebagai “perlombaan ke dasar”—siapa yang paling cepat dan mudah memberikan lisensi, dia yang menang menarik perusahaan kripto.
Luxembourg, tempat Coinbase mengajukan lisensinya, justru menegaskan bahwa proses mereka ketat dan bukan sekadar formalitas. Bahkan, Coinbase disebut akan menambah sekitar 20 staf lokal di sana demi mendukung ekspansi Eropa mereka. Ini jadi semacam penegasan bahwa mereka memang serius ingin membangun kehadiran yang stabil dan bukan sekadar numpang lewat.
Di sisi lain, langkah Gemini terasa semakin ambisius. CNF melaporkan bahwa mereka diam-diam telah mengajukan Formulir S-1 ke SEC sebagai persiapan untuk melantai di bursa saham Amerika Serikat. Langkah ini datang tak lama setelah Circle berhasil debut di NYSE. Bisa jadi, ini sinyal bahwa perusahaan-perusahaan kripto mulai percaya diri bersaing di pasar modal tradisional.
Jejak Kolaboratif Gemini Menuju Panggung Eropa
Kalau menilik ke belakang, Gemini memang cukup konsisten membangun pondasi yang solid. Mereka sempat bekerja sama dengan Samsung Blockchain Wallet, memungkinkan pengguna Samsung di AS dan Kanada untuk berdagang kripto langsung dari aplikasi ponsel mereka—tanpa harus membuka platform terpisah. Ini seperti belanja online, tapi untuk koin digital. Praktis dan cepat.
Bukan cuma itu, Gemini juga pernah menggandeng State Street, salah satu lembaga keuangan tertua di dunia, untuk memperkuat layanan kustodi digital. Kolaborasi ini difokuskan pada transparansi kepemilikan dan pelaporan aset, yang notabene menjadi kebutuhan utama investor institusi besar. Kalau dipikir-pikir, ini seperti membangun jembatan antara dunia tradisional dan dunia kripto—pelan tapi pasti.
Dengan semua langkah ini, baik Gemini maupun Coinbase sedang menyiapkan panggung besar di Eropa. Meski jalannya belum tentu mulus, mereka jelas tak sekadar uji coba. Bagi pasar, ini bisa jadi momen penting. Tapi bagi para pemain lama di Eropa? Mungkin ini saatnya merapatkan barisan.
