- Gemini mengajukan IPO diam-diam di AS sambil terus memperluas ekspansi produk dan wilayah operasionalnya.
- Gemini menata ulang citra bisnis, ingin bersaing dengan lembaga keuangan besar lewat jalur publik.
Gemini, bursa kripto milik si kembar Cameron dan Tyler Winklevoss, kini tengah menyusun langkah besar—dan kali ini, mereka melakukannya tanpa banyak gembar-gembor. Perusahaan tersebut telah resmi mengajukan permohonan IPO secara rahasia di Amerika Serikat.
Langkah ini muncul di tengah kondisi pasar yang mulai hangat kembali dan meningkatnya rasa penasaran investor institusional terhadap pemain kripto yang punya rekam jejak.
JUST IN: 🇺🇸 Crypto firm Gemini confidentially files for U.S. IPO. pic.twitter.com/wOW2bGAVTS
— Whale Insider (@WhaleInsider) June 6, 2025
IPO secara rahasia memberi ruang gerak lebih fleksibel bagi Gemini. Mereka bisa mempersiapkan dokumen, kalkulasi, dan strategi komunikasi tanpa harus buru-buru membuka semua angka ke publik. Belum ada informasi seputar jumlah saham atau harga penawaran, tapi sinyalnya jelas—Gemini ingin naik kelas.
Yang menarik, waktu pengajuan ini hanya terpaut beberapa bulan setelah mereka menyelesaikan konflik hukum yang cukup memusingkan.
Langkah Hukum, Relokasi, dan Gebrakan Derivatif
Awal tahun ini, Gemini telah menyelesaikan sengketa dengan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) dengan membayar denda sebesar US$5 juta. Masalahnya? Pernyataan yang dianggap menyesatkan soal kontrak berjangka Bitcoin.
Bukan cuma itu, Gemini juga sepakat mengembalikan lebih dari US$1,1 miliar kepada pengguna program Gemini Earn setelah urusan panjang dengan Departemen Layanan Keuangan Negara Bagian New York.
Selain itu, pada Januari lalu, mereka memindahkan kantor pusat Eropa dari Dublin ke Malta. Alasannya simpel tapi masuk akal: regulasi di Malta dianggap lebih bersahabat untuk operasional kripto ketimbang Irlandia.
Dan hanya beberapa bulan kemudian, pada 9 Mei, Gemini kembali bikin gebrakan dengan meluncurkan produk derivatif di Eropa. Produk-produk seperti kontrak berjangka abadi itu ditujukan khusus untuk pengguna tingkat lanjut—bisa dibilang mereka mulai menantang pemain global lain di zona yang lebih teknis.
Lebih lanjut lagi, ada satu kejadian penting yang sering luput dari radar publik: pada Februari lalu, CNF melaporkan bahwa SEC akhirnya menghentikan penyelidikannya terhadap Gemini setelah 699 hari. Tidak ada tindakan hukum.
Cameron Winklevoss pun tak segan-segan menantang balik, meminta SEC bertanggung jawab dan bahkan menyarankan agar biaya hukum dikembalikan tiga kali lipat jika investigasi dilakukan tanpa dasar yang jelas. Gaya khas Gemini—kalem di luar, tapi berani di dalam.
Gemini Siapkan Lompatan ke Level Finansial Baru
Kalau bicara soal Gemini, ini bukan startup kripto kemarin sore. Didirikan sejak 2014, mereka sudah terbiasa berhadapan dengan tekanan regulasi, fluktuasi harga, dan perang opini di media sosial. Tapi keputusan untuk IPO, apalagi secara diam-diam, menunjukkan bahwa mereka melihat peluang jangka panjang.
IPO bukan cuma tentang mencari dana segar, tapi juga tentang menciptakan persepsi baru: bahwa mereka bukan sekadar pemain kripto, tapi perusahaan finansial digital yang siap bersaing dengan institusi keuangan tradisional.
Mungkin analoginya begini—kalau kebanyakan bursa kripto masih sibuk jualan token dan memikat investor ritel, Gemini justru ingin punya kursi di meja yang lebih besar. Meja yang sama tempat nama-nama seperti CME Group atau Nasdaq biasa bermain. Apakah mereka akan berhasil? Itu belum bisa dijawab sekarang. Tapi satu hal pasti: Gemini sedang main catur, bukan lempar dadu.