- FTX resmi menggandeng Payoneer untuk memperluas distribusi dana kepada kreditur internasional dengan metode pembayaran fiat langsung.
- Masih ada kendala KYC dan klaim yang belum disetujui, meski distribusi tahap dua sudah dimulai sejak akhir Mei lalu.
Saat banyak orang masih menanti kejelasan soal nasib dana mereka di platform kripto FTX yang kolaps tahun lalu, satu kabar datang membawa harapan baru. FTX Recovery Trust resmi menunjuk Payoneer sebagai mitra distribusi ketiga untuk mencairkan dana ke kreditur.
Sebelumnya, FTX telah menggandeng Kraken dan BitGo. Tapi dengan hadirnya Payoneer, pilihan jadi lebih fleksibel, apalagi untuk para pengguna internasional yang ingin dana langsung masuk rekening bank lokal tanpa harus pusing utak-atik dompet kripto atau platform kustodian.
(1/2) FTX announced it has entered into an agreement with an additional distribution service provider, Payoneer, to assist in distributing recoveries to retail customers in supported jurisdictions. For more information, please visit: https://t.co/ra1Q1uyx8r
— FTX (@FTX_Official) June 10, 2025
Langkah ini muncul setelah distribusi tahap kedua dimulai pada 30 Mei lalu. Menurut laporan CNF, distribusi kali ini menggunakan stablecoin agar dana yang diterima bisa langsung dipakai kembali, tanpa harus menunggu konversi atau pencairan tambahan.
Analis dari Coinbase sempat bilang, pendekatan seperti ini bisa punya efek ke pasar. Logikanya sederhana: kalau dana bisa langsung dipakai, besar kemungkinan sebagian akan langsung kembali berputar di pasar aset digital. Hasilnya? Aktivitas bisa melonjak, dan likuiditas pun ikut meningkat. Uang yang sebelumnya “beku” akhirnya mulai mengalir lagi.
Masih Ada Tembok Tinggi: KYC dan Klaim yang Diperdebatkan
Namun demikian, proses ini juga bukannya tanpa kendala. Banyak pengguna justru terhambat di tahap verifikasi identitas alias KYC. Bukan hal baru sebenarnya—namanya juga platform kripto yang tengah menyelesaikan utang senilai lebih dari US$10 milyar. Tapi tetap saja, kalau harus melewati form pajak, dokumen legal, sampai registrasi ulang hanya untuk mencairkan dana yang memang milik sendiri, rasanya cukup menguras tenaga.
Apalagi, sekitar US$2,2 milyar dari total klaim yang ada masih belum disetujui oleh pengadilan kebangkrutan. Jumlah itu jelas bukan kecil. Padahal, dari total klaim yang masuk, sekitar US$7,5 milyar sebenarnya sudah lolos tahap verifikasi.
Kreditur yang ada di kelompok klaim yang masih diperdebatkan tentu belum bisa merasa lega. Bahkan setelah pengumuman soal Payoneer, banyak yang masih harus menunggu proses administrasi dan hasil banding hukum.
Di sisi lain, ada kabar menarik dari orang di balik semua ini: Sam Bankman-Fried. April lalu, ia telah dipindahkan ke fasilitas federal bernama Terminal Island, Los Angeles. Buat yang belum tahu, tempat ini pernah menampung nama-nama kelas berat seperti Al Capone.
Meskipun lebih longgar dari fasilitas Brooklyn tempat dia ditahan sebelumnya, Terminal Island dikenal punya kondisi yang memprihatinkan. Pendingin udara terbatas, bangunan tua, dan layanan medis yang minim. Tim hukumnya sampai harus mengajukan argumen medis—katanya berkaitan dengan kondisi spektrum autisme dan keamanan pribadi Sam.
Ketika FTX Sadari Tak Semua Orang Pakai Dompet Digital
Bukan cuma itu, langkah FTX menggandeng Payoneer sepertinya juga bentuk pengakuan bahwa proses distribusi dana ini tidak bisa mengandalkan satu jalur saja.
Dunia kripto memang suka dengan dompet digital dan alamat blockchain, tapi kenyataannya, banyak kreditur berasal dari latar belakang yang lebih terbiasa dengan cara tradisional. Ada yang baru kali pertama pegang stablecoin, ada pula yang bahkan belum pernah login ke Kraken.
Dengan hadirnya Payoneer, dana bisa dikirim langsung ke rekening bank dalam mata uang lokal. Rasanya seperti menerima transfer dari teman, bukan seperti berurusan dengan likuidasi platform kripto yang gagal. Tapi tetap saja, semua akan kembali pada satu hal: apakah KYC lancar dan klaim disetujui. Kalau dua hal ini belum selesai, meskipun mitranya makin banyak, uangnya tetap belum bisa dicairkan.