- Pasokan bursa Ethereum telah turun 16,4% selama tujuh minggu terakhir di tengah meningkatnya minat investor terhadap protokol staking dan DeFi.
- Solusi Layer-2 seperti Arbitrum dan Base telah menarik aktivitas pengguna yang signifikan, mengurangi pendapatan biaya Ethereum dari $218 juta pada bulan Desember menjadi $46 juta pada bulan Februari.
Pasokan Ethereum yang tersedia di bursa terpusat telah jatuh ke titik terendah sejak November 2015 dengan hanya 8,97 juta ETH di luar sana. Penurunan ini menunjukkan tren perubahan perilaku investor, yang dipicu oleh meningkatnya penggunaan keuangan terdesentralisasi (DeFi) dan staking.
Pasokan Ethereum, Metrik & Teknis On-chain
Menurut Santiment, pemilik Ether semakin memilih untuk mengunci aset mereka dalam protokol staking daripada membiarkannya di bursa. Inilah yang menyebabkan penurunan 16,4% dalam pasokan bursa ETH selama tujuh minggu terakhir, yang merupakan indikasi tren akumulasi jangka panjang. Terlepas dari pasokan yang terbatas ini, harga Ethereum telah tertinggal, turun 47% dari level tertinggi bulan Desember di $ 4.105 ke level terendah baru-baru ini di $ 1.990.
Metrik dan teknikal on-chain menyiratkan penurunan lebih lanjut untuk Ether. Analis Standard Chartered telah menurunkan perkiraan harga akhir tahun mereka untuk ETH, memotong estimasi mereka menjadi $ 4.000 dari $ 10.000, seperti yang disorot dalam berita kami sebelumnya. Salah satu alasan utama di balik penurunan ini adalah meningkatnya persaingan dari jaringan layer-2 Ethereum. Solusi penskalaan dengan biaya yang lebih rendah ini telah menarik sebagian besar pengguna dan menyedot aktivitas dari mainnet Ethereum.
Statistik dari DeFiLlama menunjukkan bahwa pada minggu lalu, bursa terdesentralisasi (DEX) di Ethereum memproses volume sebesar $9,64 miliar. Sebagian besar lalu lintas ini ($ 5,67 miliar) ditangani oleh solusi lapisan-2 seperti Arbitrum dan Base. Aliran transaksi telah mempengaruhi model ekonomi umum Ethereum. Volume DEX di jaringan asli Ethereum turun dari $92 miliar pada bulan Desember menjadi $82 miliar pada bulan Februari.
Masalah utama lainnya adalah pendapatan biaya Ether yang menurun. Dengan menurunnya aktivitas mainnet, kapasitas jaringan untuk mendapatkan biaya telah berkurang. Pendapatan biaya transaksi turun dari $218 juta pada bulan Desember menjadi hanya $46 juta pada bulan Februari. Meskipun peningkatan Dencun baru-baru ini secara dramatis memangkas biaya gas hingga 95%, hal itu belum muncul dalam bentuk peningkatan volume transaksi atau pendapatan jaringan. Demikian juga, TVL Ethereum telah menurun dari $76 miliar pada bulan Desember menjadi $46 miliar, sebuah indikator penurunan aktivitas jaringan secara umum.
Apa Selanjutnya Untuk Harga ETH?
Salah satu pendorong yang mungkin untuk potensi rebound Ethereum adalah ETF yang menyertakan staking. New York Stock Exchange dan Chicago Board Options Exchange keduanya telah mengajukan proposal kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS untuk mengizinkan staking Ethereum dalam ETF. Namun, permintaan institusional masih lemah, dengan ETF spot Ether mengalami arus keluar bersih sebesar $ 370 juta selama sebulan terakhir.
Secara teknis, ETH menghadapi resistensi di $ 2.042, dengan rata-rata pergerakan 50 hari yang berfungsi sebagai penutup. Relative Strength Index (RSI) berada di 41,22, mencerminkan momentum yang lemah. Bollinger Bands menunjukkan volatilitas yang rendah, yang merupakan tanda konsolidasi. Meskipun Ethereum perlahan-lahan keluar dari level oversold, volume perdagangan yang rendah mengindikasikan ketidakpastian di pasar.
Jika Ethereum menembus di atas $2,042, titik harga berikutnya yang mungkin adalah $2,163 dan $2,370. Jika support di $1.986 ditembus, maka ETH mungkin akan turun ke $1.714, sebuah area di mana terdapat minat beli sebelumnya.
Di sisi lain, manajer aset seperti Bitwise mendorong untuk memperkenalkan fitur staking pada ETF Ethereum, yang telah mengalami arus keluar yang besar selama beberapa minggu terakhir.
