- Coinbase resmi jadi mitra global untuk semua event esports LoL dan VALORANT dari Riot Games.
- Penonton bisa dapat hadiah digital dan analisis langsung saat nonton pertandingan esports global dari Riot Games.
Siapa sangka dua dunia yang dulunya terasa cukup jauh—kripto dan esports—akhirnya berbaur dalam satu panggung besar. Coinbase, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, baru saja mengumumkan kemitraan global multi-tahun dengan Riot Games.
Kolaborasi ini menjadikan Coinbase sebagai mitra eksklusif bursa kripto dan teknologi blockchain resmi untuk seluruh ajang esports League of Legends (LoL) dan VALORANT di level global. Momen peluncurannya pun dipilih dengan cermat, tepat sebelum dimulainya turnamen VALORANT Champions Tour (VCT) Masters Toronto.
Coinbase Bikin Nonton Esports Jadi Tambah Seru
Menariknya, kemitraan ini bukan sekadar logo di backdrop panggung atau iklan selama jeda pertandingan. Coinbase akan menghadirkan segmen siaran khusus, seperti “Econ Report” di VALORANT dan “Gold Grind” di LoL, yang menyajikan analisis ekonomi pertandingan secara langsung.
Di sinilah terasa bahwa kerja sama ini tidak hanya menyasar branding, tapi juga mencoba memberi nilai tambah ke pengalaman penonton. Coba bayangkan kalau kamu lagi nonton tim favorit dan dapat insight soal strategi ekonomi mereka, rasanya kayak diajarin langsung sama analis profesional.
Bukan cuma itu, penonton juga bisa dapat hadiah digital selama siaran berlangsung. Emotes, ikon, hingga peluang ikut undian berhadiah perjalanan ke event besar seperti LoL Worlds atau VALORANT Champions—semuanya bisa diklaim kalau kamu aktif mengikuti siaran.
Meski belum ada fitur blockchain langsung dalam gameplay, Coinbase dan Riot mengisyaratkan keinginan untuk mengeksplorasi integrasi teknologi Web3 ke depan. Kita lihat saja nanti, apakah akan ada fitur NFT eksklusif atau mungkin akses berbasis token.
Dari Imbal Hasil Bitcoin ke Kebijakan Stablecoin Gratis
Di sisi lain, CNF melaporkan pada awal Mei ini bahwa Coinbase juga telah meluncurkan Bitcoin Yield Fund (CBYF) untuk investor institusional di luar AS. Produk ini menjanjikan imbal hasil tahunan 4% sampai 8% dalam bentuk Bitcoin. Langkah ini terasa seperti upaya diversifikasi dari Coinbase untuk memperkuat basis pengguna yang lebih luas, sekaligus mempertegas bahwa mereka tak melulu fokus pada pasar ritel.
Namun demikian, tidak semua kabar datang dengan semangat tinggi. Pada 6 Mei, analis dari Monness, Crespi, Hardt & Co., Gus Galá, menurunkan rating saham Coinbase dari “Buy” ke “Neutral.” Penurunan ini dilakukan menjelang rilis laporan keuangan Q1 yang dijadwalkan pada 8 Mei. Galá mengungkapkan kekhawatiran soal potensi kinerja lemah dan terbatasnya volume perdagangan.
Walau saham Coinbase sempat rebound sejak titik rendah di April, rekomendasi dari Galá tetap menyarankan sikap hati-hati. Meski begitu, ia mencatat bahwa RUU seperti GENIUS Act dan STABLE Act bisa membawa dampak positif jangka panjang untuk Coinbase jika disahkan.
Lebih lanjut lagi, pada 24 April, Coinbase mengambil langkah baru di ranah stablecoin dengan membebaskan biaya transaksi untuk PYUSD milik PayPal. Langkah ini mempermudah pengguna menukarkan PYUSD dengan dolar AS secara langsung.
Dalam praktiknya, hal ini bisa membuat para pedagang atau pengguna sehari-hari tak perlu lagi bergantung pada sistem keuangan tradisional hanya untuk menyelesaikan transaksi digital.
Dan bukan cuma soal produk, ekspansi fisik juga berjalan. Pada 23 April, Coinbase mengumumkan akan merekrut lebih dari 130 orang di Charlotte, Carolina Utara. Kota ini dikenal sebagai salah satu pusat talenta fintech yang berkembang.
CEO Coinbase, Brian Armstrong, bahkan menargetkan total 1.000 karyawan baru di AS sepanjang tahun ini, dengan alasan dukungan yang lebih terbuka dari pemerintahan Presiden Trump terhadap industri kripto.