- CEO Coinbase umumkan insiden pembekuan akun di platform-nya telah berhasil ditekan hingga 82%.
- Akun yang dibatasi tanpa alasan ilegal bisa langsung lapor ke @CoinbaseSupport untuk penanganan prioritas.
Sudah jadi keluhan klasik: akun Coinbase yang tiba-tiba dibekukan tanpa penjelasan jelas. Ada yang hanya ingin cek saldo, malah disambut notifikasi pembatasan. CEO Coinbase, Brian Armstrong, akhirnya buka suara soal ini.
Lewat postingannya di platform X, ia menyebut bahwa masalah ini tidak seharusnya dibiarkan berlarut-larut. Bahkan ia menyebutnya “tidak bisa diterima.” Tapi bukan cuma bicara, Armstrong juga mengklaim bahwa mereka berhasil mengurangi kejadian pembekuan akun hingga 82%.
Apa penyebab utamanya? Menurut Armstrong, banyak kasus pembekuan bukan karena aktivitas ilegal atau sanksi, tapi karena proses internal yang belum optimal. Kini, proses tersebut sedang dirapikan. Ia bahkan mendorong pengguna yang merasa akunnya masih terkunci untuk langsung mengirim pesan ke @CoinbaseSupport agar bisa mendapat penanganan cepat. Bahasa kasarnya, jangan disimpan sendiri—lapor aja.
Account freezing has been a major issue at Coinbase for longer than is acceptable. I could list a bunch of the underlying reasons why it got so bad in the first place, but what's more important is that we've made it a priority to fix, and we have been making good progress. Shout… https://t.co/Emrq6KQhpD
— Brian Armstrong (@brian_armstrong) June 6, 2025
Gebrakan Baru di Luar Dunia Kripto
Di sisi lain, pergerakan Coinbase belakangan ini tidak cuma soal teknis pengguna. CNF melaporkan bahwa pada Mei lalu, mereka resmi jadi mitra global untuk seluruh turnamen esports League of Legends dan VALORANT.
Bukan kerja sama biasa, penonton global sekarang bisa dapat hadiah digital dan analisis langsung saat nonton pertandingan. Coinbase tampaknya mencoba menembus pasar muda lewat dunia gaming. Masuk akal, sih. Di tempat lain, bank bikin promo lewat cashback, Coinbase bikin gebrakan di dunia esports.
Lebih lanjut lagi, ekspansi fisik pun tetap dijalankan meski perusahaan menerapkan kebijakan kerja jarak jauh. Pada 3 Juni 2025, mereka mengumumkan pembukaan kantor baru seluas 58.600 kaki persegi di Charlotte, North Carolina.
Tempat ini bakal difungsikan sebagai “Pusat Keunggulan” yang memfasilitasi kolaborasi tatap muka antar karyawan. Rencananya, lebih dari 130 posisi baru akan diisi di lokasi ini, terutama di bidang kepatuhan dan layanan pelanggan. Kalau dihitung secara nasional, target rekrutmennya bisa tembus 1.000 orang tahun ini.
Investigasi SEC: Angka Pengguna Coinbase Dipertanyakan
Namun demikian, tidak semua berita soal Coinbase terdengar manis. Pada pertengahan Mei 2025, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS memulai penyelidikan terhadap Coinbase. Fokusnya ada di satu hal: dugaan manipulasi data pengguna. Coinbase sebelumnya sempat menyebut punya lebih dari 100 juta “verified user.”
Tapi setelah ditelusuri, yang dimaksud ternyata mencakup siapa pun yang hanya pernah verifikasi email atau nomor ponsel—belum tentu benar-benar pakai layanannya.
Akibatnya, perusahaan kini mulai beralih menggunakan metrik yang lebih realistis: “monthly transacting users.” Artinya, yang dihitung hanya pengguna aktif yang benar-benar bertransaksi tiap bulan. Perubahan ini cukup krusial, terutama untuk perusahaan yang kini makin sering diawasi regulator.
Satu hal yang bisa dipetik dari semua ini? Coinbase memang sedang mengatur ulang banyak hal, dari dalam hingga luar. Dari cara mereka menangani keluhan akun pengguna, masuk ke dunia game, sampai harus menjawab keraguan regulator. Perusahaan ini tahu betul bahwa menjaga kepercayaan publik bukan cuma soal branding, tapi juga soal tindakan nyata.