- BlackRock resmi bawa BUIDL ke DeFi lewat kolaborasi dengan Securitize dan integrasi di Euler Finance pada jaringan Avalanche.
- sBUIDL kini bisa dijaminkan untuk pinjam stablecoin, tanpa kehilangan imbal hasil dari aset dasarnya.
Coba bayangkan kalau dana pasar uang tradisional bisa dipakai untuk minjem stablecoin, langsung dari dompet kripto. BlackRock benar-benar mewujudkan itu lewat langkah terbarunya: mengintegrasikan dana tokenisasi bernama BUIDL senilai US$3 milyar ke dalam protokol DeFi. Kolaborasi ini melibatkan Securitize, yang menangani tokenisasinya, dan Euler Finance sebagai protokol peminjaman di jaringan Avalanche.
BUIDL, atau lengkapnya BlackRock USD Institutional Digital Liquidity Fund, adalah dana yang dirancang untuk menjaga nilai stabil di US$1 per token dan memberikan dividen harian ke investor secara on-chain. Securitize kemudian menciptakan versi ERC-20-nya yang diberi nama sBUIDL.
1/ A historic first in DeFi.
BlackRock-backed sBUIDL, issued by @Securitize, is now live on Euler.
It's sBUIDL's first ever direct DeFi integration.
Curated by @Re7Labs on @Avax. pic.twitter.com/B7tTuGzqHL
— Euler Labs (@eulerfinance) May 15, 2025
Nah, dengan sBUIDL ini, investor bisa menjaminkannya di Euler dan langsung mengakses likuiditas berupa stablecoin seperti USDC atau AUSD, dengan loan-to-value (LTV) mencapai 92,5%. Dan sebagai bonus tambahan, mereka juga bisa mengantongi insentif dalam bentuk token AVAX.
Lebih lanjut lagi, sBUIDL dibuat lewat sistem “sToken Vault,” di mana token BUIDL dikunci terlebih dahulu untuk menghasilkan sBUIDL.
Sistem ini memungkinkan investor tetap mendapatkan imbal hasil dari dana dasar, sambil bisa menggunakan versinya untuk aktivitas DeFi. Dalam praktiknya, ini seperti menyimpan deposito tapi tetap bisa pakai uangnya buat belanja—di dunia DeFi tentunya.
Gerakan BlackRock yang Makin Dalam ke Aset Digital
Di sisi lain, CNF belum lama ini telah melaporkan bahwa Mubadala Investment Company, perusahaan investasi milik pemerintah Abu Dhabi, juga ikut ambil bagian dengan meningkatkan kepemilikan sahamnya di IBIT—ETF Bitcoin milik BlackRock. Ini memberi sinyal bahwa institusi besar makin serius melihat aset digital bukan cuma sebagai spekulasi, tapi sebagai bagian dari strategi keuangan mereka.
BlackRock sendiri memang sedang giat-giatnya menyebarkan jaring di dunia kripto. Pada Mei 2025, mereka meluncurkan BLR OnChain Bond Fund, yaitu dana obligasi berbasis blockchain pertama milik mereka yang berjalan di Ethereum.
Dengan dana ini, investor institusional bisa membeli obligasi pemerintah AS dalam bentuk token. Kelebihannya? Perdagangan 24 jam, kepemilikan fraksional, dan penyelesaian instan. CEO mereka, Larry Fink, bahkan terang-terangan bilang bahwa tokenisasi adalah masa depan pasar modal—dan mereka ingin jadi yang terdepan.
Namun demikian, BlackRock juga tetap realistis. Dalam pengajuan terbarunya untuk iShares Bitcoin Trust (IBIT), mereka menyisipkan peringatan soal potensi ancaman dari komputasi kuantum.
Menurut dokumen tersebut, kemajuan di bidang itu bisa membahayakan sistem kriptografi yang menopang Bitcoin—termasuk kemungkinan kunci privat bisa dibongkar. Ini jadi catatan penting karena baru kali ini mereka menyebut risiko ini secara eksplisit dalam laporan resmi mereka.
Kalau ditarik garis lurus dari semua langkah ini, kelihatan jelas bahwa BlackRock tidak sedang bermain setengah hati. Mereka masuk ke dunia kripto dari berbagai sisi—dari tokenisasi pasar uang, obligasi, hingga risiko teknologinya.
Dan kini, lewat BUIDL dan sBUIDL yang nyemplung ke DeFi, mereka memberi sinyal bahwa batas antara keuangan tradisional dan blockchain makin kabur. Pertanyaannya sekarang: siapa institusi berikutnya yang akan menyusul jejak mereka?